#Ini 10 Jawaban Paling
Explore tagged Tumblr posts
asrisgratitudejournal · 3 months ago
Text
Takut
Seru banget deh kemarin lihat instastorynya Judith, dia dan rekan-rekannya di Kompas.id lagi nge-run investigasi series gitu berkaitan dengan angka pernikahan yang turun di Indonesia recently (as are in all other parts of the world). Terus ada satu tulisan yang judulnya “Mencari Jawaban dari “Kapan Nikah?”(4)” https://www.kompas.id/baca/investigasi/2024/10/21/mencari-jawaban-dari-kapan-nikah?open_from=Investigasi_Page (semoga nggak kena paywall ya, soalnya aku subscribe Kompas.id jadi bisa baca dengan mudah), dan ada part yang intriguing banget di salah satu quote interviewee-nya. Eh ternyata gak direct quote deng, udah di-intisari sama penulis artikel, tapi bunyi kalimatnya gini:
“Antonius pun sudah menempuh studi S-3. Menurut dia, perempuan yang dapat menjadi pasangannya dinilai dari segi wawasan, ketertarikan untuk mengobservasi sesuatu, selera seni, kemauan untuk belajar hal-hal baru, pengenalan diri, kemampuan memahami orang lain, serta kemampuan berpendapat dan mengartikulasikannya dengan baik. Dia melanjutkan, pasangan yang berwawasan, berpendidikan, dan mau untuk belajar membuat relasinya tidak membosankan. Ada beragam hal yang bisa dieksplorasi dan diobrolkan dengan pasangan.”
I choked when I read “selera seni” karena iyasih emang gakpenting-penting banget kayanya bagi beberapa orang, tapi buat aku itu tuh penting banget buat dicari di pasangan! Begitu selesai baca artikel Kompas ini, otakku langsung wandering around ngalor ngidul: “Iya yah, kalau nanti suamiku gak suka dengerin musik gimana… nggak ngerasa musik itu penting in life… Kalau belum pernah denger Stray Kids gapapa deh, bisa ku-perkenalkan, tapi kalau nggak sampai dengerin MCR… matilah aku.
Terus juga kalau dia gak bisa melukis atau gakpernah megang brush seumur dia hidup juga gapapa deh masih bisa kutoleransi, tapi minimal tahu van Gogh itu siapa dan bisa menikmati painting/sculpture the way I do…
Kalau dia gakpernah nonton musical theatre aku bisa introduce juga, gapapa. Duh tapi kalau bisa, suamiku minimal pernah nonton konser YaAllah dan semoga dia juga senang ngeliatin minute details on stage engineering dan manajemen performance. Semoga dia pernah getting involved in any kind of art production deh: be it in a band, or plays, dance group, atau bahkan jadi sound engineernya aja pun gapapa.”
Udah tuh kan kekhawatiran tentang “selera seni”-nya… Apakah berhenti di situ sodara-sodara? Tentu saja tidak.
Makin parah sekarang spiralnya pindah ke keilmuan… (palm face). “Kalau dia gak se-fascinated itu ngelihat fossil gimana…? Atau meteorite? Atau just plain burung making sound in the park??? Aku harus sama orang yang appreciating nature juga Ya Allah, kayanya biologist wouldn’t be a bad option… atau orang yang belajar space engineering/aviation juga gapapa deh minimal dia bisa appreciate betapa kerennya burung bisa terbang dengan segala aerodinamisitasnya (is that even a word?)”
Setelah profesi/keilmuan, pindah ke lifestyle/hobby… “Terus harus suka baca juga ni orang, jangan sampe amit-amit gak suka baca. Kalau bisa tapi jangan yang bacanya self-help book gitu Ya Allah karena cringe banget gabisa banget akutuh sama abang-abang/dedek-dedek yang paling iye ngerasa paling ngerti gimana dunia bekerja cuma gara-gara selesai baca “The Psychology of Money” (I have no beef on this book whatsoever and I also haven’t read it, but you know what I mean, you guys know this very specific group of people and how annoying they can be). Selain suka baca, I would be really grateful YaAllah kalau ni orang well-traveled, minimal pernah nyusun itinerary travel sendiri, knows how to book flights, hotels, making visa. Intinya amit-amit banget kalau sampai harus deal sama cowok yang gak bisa ngapa-ngapain sendiri atau cuma bisa nyuruh-nyuruh orang doang. I don’t mind sih kalau dia emang belum banyak visited places, tapi minimal banget mau belajar dan adaptasi aja udah cukup kok YaAllah. Sama I would really appreciate kalo orang ini juga suka belajar new languages, how fun the house will be kalau kita keep switching languages dan baca buku berbagai macam bahasa sambil travelling ke banyak tempat buat practice ngomong bahasa itu??! (Ok udah agak a stretch, sekarang jadi kayak imajinasi tingkat tinggi).”
Tau gak beres dari mikir ini apa yang kepikiran di otakku? “Buset Non lu mau cari suami atau cari mahasiswa bimbingan skripsi???” Tapi WAJAR KAN??! Orang ini adalah orang yang aku akan spend the rest of my life with?! Tentu aja aku bakal harus compromise for certain things and he will do, too. But it never hurts to be specific on who you want to share your life with???
Ujung-ujungnya tapi melihat track record aku, most of the time, kalau aku sudah SUKA banget sama orang, sampe head over heels, udah kek kena santet, biasanya ya don’t matter juga mau ni orang dengerinnya ST12 juga (don’t at me, I love ST12, and RADJA too, I think they are geniuses). Tapi being single over 30 now dan setelah mengakumulasi cukup lumayan pengalaman hidup berrelasi dengan orang-orang, at least aku tahu kualitas apa yang aku GAK MAU ada di calon pasanganku kelak. And it’s a really good filter.
Pada akhirnya, pas dipikir-pikir lagi, teman-temanku pun nggak dengerin Stray Kids tapi aku bisa-bisa aja berteman sama mereka, teman-temanku sekarang nggak semuanya bisa appreciating fossil the way I do but I have no problem. Mereka juga nggak nonton konser, makanya ku selalu nonton konser sendirian. Beberapa ada yang suka baca, tapi mayoritas nonton tiktok dan aku masih mau temenan sama mereka. Beberapa ada yang learning 3rd, 4th language, tapi mostly ya cuma bisa Bahasa Indonesia dan English and I am fine with that. Mungkin emang kayanya standarku tinggi banget tapi pas dilihat-lihat lagi, rasa toleransiku sepertinya jauh lebih tinggi/besar daripada “ick”-ku sama orang. Pada akhirnya aku tetap sayang sama teman-temanku ini, kalimat andalanku: “Well, if they are happy, so am I.”.
Seperti yang baru aja ku-post di instastory kemarin, sebetulnya ku cuma butuh suami yang hobi masak dan bersih-bersih rumah karena jujur capek banget kerja seharian nulis tesis tuh, apalagi kalau ngelab YaAllahhhh. Pulang-pulang masih harus mikir masak apa, motongin onions, berdiri depan kompor… Marilah kita berdoa dan wujudkan suami yang punya “selera seni” yang sama denganku dan jago memasak itu. Aamiin. (Kata orang kalau doa di-spell out baik out loud verbally atau dalam bentuk tulisan, biasanya akan jadi lebih mudah termanifestasi, karena otak kita sudah tahu apa yang kita mau).
30.18 31/10/2024 15:07
(I really should be writing my thesis but here I am, writing what I want in my future husband).
15 notes · View notes
dillagadingkusuma · 1 month ago
Text
Perasaan Kita Valid, tapi Bukan Berarti Kita yang Paling Sulit
Validasi, sebuah kata yang hampir setiap orang butuhkan. Perasaan untuk diakui dari orang lain saat kita ragu dengan pilihan atau perasaan kita atau mungkin perilaku kita.
"Aku memang gini orangnya"
"Aku tuh lagi terluka, aku tuh lagi kecewa. Bisa enggak sih kamu ngertiin aku?"
"Kamu gak tau rasanya jadi aku gimana, coba jadi aku sekali aja!"
Dan mungkin kalimat-kalimat yang sering kali kita dengar, atau mungkin kita sendiri yang melakukan?
Aku juga pernah diposisi dan kondisi itu. Tapi kamu tau apa yang ku rasa? Aku tak pernah bahagia. Perjalanan hidupku isinya tentang untung dan rugi. Atau kecewa dan patah hati. Capek? Jelas.
Sampe sering kali aku bertanya, "yaa Allah, mau sampai kapan ujianmu diberikan padaku?"
Padahal jawabannya sederhana, pelajari lalu ikhlaskan. Karena yang berlalu memang tak akan bisa diubah kembali. Ikhlaskan walau ujiannya terasa berat sekali bagimu. Karena ketika kamu belajar untuk menerima, untuk ikhlas atas ketetapan dari-Nya. Allah juga akan memberi kita jawaban satu persatu, iya, Allah tu nunggu kita siap.
Dan sebenarnya, ujian itu ada untuk mendewasakan diri kita. Ujian itu ada untuk menyiapkan diri kita buat masuk di level selanjutnya. Apakah lebih berat? Bisa jadi iya. Apakah lebih mudah? Bisa jadi. Karena takdir Allah, ga ada yang tahu. Enggak ada kisi-kisinya.
Dan disaat kau menjadi si paling tersakiti, kau bisa saja menyakiti orang lain yang mungkin memiliki masalah lebih dari kamu, tapi ia diam saja.
Part tidak enaknya adalah ini, ketika kita berpikir "dunia hanya berputar untuk kita" ternyata, ada seseorang yang membutuhkan banyak perhatian dan pertolongan lebih dari yang kita bayangkan. Tapi, mereka diam. Mereka menerima. Dan mereka mengambil pelajaran untuk selalu siap atas takdir-takdir yang Allah berikan.
Apakah mereka hanya pasrah begitu saja? Tidak. Mereka tetap berjuang dengan segala keterbatasan, dengan segala daya dan upaya. Bagiku, diam juga sulit. Buat lebih peka atas ketetapan-Nya saja, membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk memahaminya. Bisa jadi 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun, 10 tahun. Tidak ada yang tahu.
Kita memang butuh validasi, tapi bukan hanya kita yang merasa butuh dimengerti. Bukan hanya kita yang merasa butuh dikasihani. Bukan hanya kita yang tersakiti.
Justru, saat kita merasa tersakiti coba tanyakan lagi. Jangan-jangan kita yang lebih dulu menyakiti?
Tak semua hal butuh validasi, ada kalanya kau juga butuh tenang lalu memahami bias-bias pikiran yang bisa saja masalah itu muncul karena kau melebih-lebihkan rasa. Bisa saja masalah itu muncul karena kita salah menangkap maksud dari pembicaraan yang sedang kamu lakukan.
Menjadi manusia itu rumit, jadi kau memang butuh hati yang luas serta pikiran yang tenang untuk memaknai setiap hal yang terjadi dengan bijaksana.
Boyolali, 3 Januari 2025
12.19
3 notes · View notes
ambuschool · 8 months ago
Text
Aku dan Assignments-ku
Ksksksksks nulis kek gini after submit 2 assignment yg deadlinenya cuman beda sehari. Jujur ngerjain assignment gitu aja LAMA BGT sampe 3 minggu. Dan sering banget rasanya mo putussss asaaaa krn gak ngerti. Trs wkt itu @ajinurafifah nanya “Karena susah atau ken adaptasi?!” Menurutku krn adaptasi, sih :”)
Diantara seluruh fresh comer MPH Indonesia tahun ini, cuman gue yg punya anak masih balita. Ada 2 ibu-ibu lain sebenernya cuman : 1 keluarganya gak ikut, 1 lagi anaknya udh kelas 5 SD jd udh lebih kondusif lah. Jadi cm gue yg paling ribet sama urusan jemput bocil, bocil sakit, bocil nggak ada yg jagain, dan sejenisnya.
Jadi semenjak MENGETAHUI dan MENGOBSERVASI perbedaan circumstances ini, kujadi gak muluk2 buat set target di semester ini : yang penting lulus aja. Apalagi kehidupan finansial kami yg belum stable dan bikin kepikiran bgt : hutang. Duhh never been in my life punya utang sebesar itu berrlarut2 :”)
Apa yang menyebabkan punya utang sebegitu besar? Ya karena ternyata hidup gak semulus rencana. Mas mogi gak mudah dapet kerjaan disini yg rate-nya oke. Ditambah Hannah juga kemarin sempet ketolak childcare-nya jadi harus bayar gede bgt diawal huhuhu.
Oke, back to my assignments. Karena selama ini aku belajarnya juga kejar2an sama ngurusin bocil, apalagi the past few weeks Hannah blm daycare di hari kamis-jumat, jadi praktis waktu belajarku hampir hanya senin-rabu dan membuatku banyaak ketinggalan. Baru seminggu ini Hannah masuk childcare full, sehingga br bs mulai mengejar ketertinggalan :”)
Jujur capekk yaa ngejar BANYAK BGT ketertinggalan, jadi pas ngerjain assignment tuh masih hah-hoh banget krn sering kali assignment udh meng-cover topic yg aku blm pelajarin gitu. Yes, krn disini harus belaajr sendiri dulu, akhirnya aku sering juga skip tutorial krn blm belajar :”) tp lecture juga banyak ngang-ngong nya karena blm kelar semua modul kupelajari huhuhuhuhuhu.
Jujur rasanya MAU NYERAAH BANGETTTT pas ngerjain assignment krn ngerasa tolol bgt gak ngerti semua pertanyaannya 😫😫😫😫 dan disini nggak ada orang yg bs kasih aku contekan secara cuma2 kaya pas S1 HAHAHAHAHA jd kaga bisa nyerah woi beneran HARUS BISA SENDIRI dulu.
Jadilah selama 2 assignment kemarin : epidemiology dan biostatistics gue beneran ngejar orang utk belajar. Minta ajarin Mbak Nita, Msc Epid tahun terakhir. Ngejar Raania, MPH tahun terakhir. Jadi gak bs belajar hanya sama teman krn msh sama2 ngeraba. Terus emang harus niat dalam hati mencoba memahami semua. Buka lagi recording tutorial, buka lagi recording lecture, buka lagi turial sheets, buka lagi practical sheets, dipahami pelaaannnn-pelan dan akhirnya “Oohh gini maksud pertanyaannya” 🙂🙂🙂 (orang udh seminggu yg lalu paham, gue baru beberapa jam mendekati deadline assignment baru paham). Dan akhirnya bisa melakukan assignment tersebut, at least konsep menjawabnya walau kadang ttp nanya sm temen “eh ini caranya gini kan?” Sksksksk.
Jujur, perkuliahan tinggal 3 minggu lagi atau 2 minggu lagi? Ini week 10 dari 12 week. ALHAMDULILLAH gak ada exam, tapi masih ada 4 assignments sampe bulan depan. 2 paper dan 2 lecture-topic based assignments gitu.
Jujur yg 1 paper deadline tinggal seminggu lagi harus nulis advocacy note paper 3000 kata. Padahal udh dikasih dari berrminggu2 lalu tapi karena struggle sm 2 lecture-topic based assignment yg deadline hr ini dan kemarin, paper itu blm kepegang samsek bener2 baru pilih topik dan scroll bahan reading-nya. Hopefully, things will gett better. YaaAllah, bantu aku yaaAllah. Tiada pernah aku meminta dan berharap kepada yang lain selain padaMu :”) berikanlah kemudahan dlm memahami pembelajaran, berikanlah kemudahan dalam menuliskan jawaban dan assignment.
Robbi zidni ilmaa warzuqnii fahma. YaAllah izinkanlah hamba manimba sedikittttt dr ilmuMu, dan jadikanlah ini ilmu yg bermanfaat kelak yaaAllah. Ridhoilah kami menjadi penuntut ilmu yg sabar dan kuat dlm proses :”) aamiin yaa rabbal alamiin
12 notes · View notes
ajengputrisblog · 9 months ago
Text
Aku tersenyum kecil saat oranglain bilang "Mba,anakku udh hamil lo, mba gak pengen nyoba pijet disana? Anakku aja langsung hamil cocok disana, doaku kemarin bangun rumah langsung hamil, ucapanku terkabul" celoteh tetanggaku padaku beberapa bulan lalu setelah anaknya yang habis pulang kampung "isi" setelah pijat disini, sudah 9tahun anaknya menikah, beda 1 tahun dariku, yaa aku 10 tahun menikah ditahun ini. Padahal aku dan suamiku sudah pijat sana sini, promil ganti 5 dokter dibeda kota, ntah uang berapa yang telah kami keluarkan, bahkan kami pernah tertipu yang katanya "madu asli" dengan hrga ratusan ribu kami beli, jamu 2 botol bsr 1,5 liter dg hrga 300 ribu per 3hari kami komsumsi, pijat dengan tiap kali kesana ditarget bayar 150 ribu, terapi ke pak ustadz eh ternyata abal2, adzan maghrib rumahnya tertutup rapat ternyata mereka sedang tidur pulas didalam rumah, astaghfirullohhaladzim. Ntah berapa banyak juha vitamin dan obat2an dengan dosis tinggi untuk promil yang kami telan. Jamu2 yang pahit dan apapun ucapan orang kami coba, tapi semua masih nihil. Semua memang takdir Alloh seberapa besar usaha dan doaku jika Alloh belum berkehendak pastilah belum Alloh berikan kepadaku.
Orang memang tak pernah berfikir akankah oranglain itu merasa tersinggung sakit hati atau tidak dengan segala pertanyaan dan pernyataannya itu. Ya, memang orang selalu merasa bodoh amat dg apa yg mereka katakan selama mereka bahagia..merasa mereka "menang" dan "paling baik"
Tak jarang orang bilang bahwa yang belum punya anak itu yg salah yg wanitanya itu "mandul" atau yg wanitanya rahimnya gak sehat, semua serba wanitanya yg salah. Walaupun dijelaskan ke dokter berkali2 kalau gak ada masalah diantara suami istrinya yang artinya "sehat" tapi org selalu berfikir wanitanyalah yang tak sehat
Normalkah jika kami punya perasaan "Iri" terhadap orang2 yg beruntung disekitar kami?
Teman2 suami anaknya udah gede2 bahkan ada yang udah nikah dan udh ngasih cucu..teman2ku anaknya ada yg 1,2,3 dan 4..sedangkan suamiku dan aku belum
Anak2 kecil keponakan kami yg masih usia 7 tahun bahkan ada yg bertanya apakah kami ini belum menikah? Apakah kami ini masih pacaran? Kenapa kami belum punya anak?
Bagiku saat ditanya masalah anak, ya memang cukup lama 10tahun kami masih menanti, tapi bagiku 10 tahun menikah masih terasa sebentar, ntah kenapa terasa baru saja kenal suami padahal setiap hari kami lewati bersama sebisa mungkin kami isi hari2 kami dg canda tawa manja2 dan mencurahkan isi hati, kami juga "pillow talk" sampai2 adik ipar bilang katanya ngantuk tapi gak tidur2 malah ngobrol sampai malam, ya tapi itulah kebiasaan kami sebelum tidur, kami saling bertanya tadi apa aja yang dilakuin, terus cerita ngalor ngidul padahal aslinya suamiku seorang yang tipe2 kalau kamu gak tanya aku gak akan ngomong.
Katanya kalau belum punya anak bertahun2 dan masih bertahan itu beruntunglah kamu wahai wanita karena punya suami yang begitu sabar dan pengertian masyaAlloh memang begitulah yang aku rasakan. Aku bersyukur sekali diantara hinaan dan lain2 dari orang diluar sana aku punya suami yang begitu baik, ibuku dan orang2 yang aku sayangi disekitarku, mereka selalu kasih semangat dan doa untuk kami, masyaAlloh beruntungnya aku, harusnya aku selalu mensyukuri nikmat itu gak hanya menangis meratapi apa yang aku rasakan saat omongan2 orang yg begitu "pedas" menusuk ke hati. Maafkan aku ya Alloh karena ketika itu aku lupa untuk bersyukur 😢
Aku juga sering tanya ke suamiku
"Apakah aku akan ditinggalkan karena aku belum bisa berikan anak?"
Dan dijawab
"Gak akan..aku janji..udah percayalah aku gak akan kayak gitu"
Jawaban yg menyenengkan dan menenangkan hati itulah yang selalu inginku dengar masyaAlloh 🥹
Semoga semua pejuang garis 2 akan mendapatkan kabar bahagia ditahun ini.. mari kita pasrahkan kepada Alloh apapun yang diberikan pasti yang terbaik insyaAlloh
Tetap semangat ☺️
11 Mei 2024 19:57
9 notes · View notes
kphpdraisme · 4 months ago
Text
Aku mendekatkan kotak tisu, pasti kamu lelah sekali harus menangis lagi di malam yang entah ke berapa ini.
'Kenapa ya Fat, sakit sekali rasanya. Bahkan di hari itu aku tak sudi melihatnya. sakit. seperti di khianati'' siapa sangka hei, kamu yang selalu memungilkan diri di hadapanku, ternyata sudah Allah perjalankan pada hikmah sebesar ini. kebalap nih aku.
Anw Cimit, ingat tidak kemarin kamu berkisah tentang ini, dengan malu-malu, dengan kalimat berantakan berdalih gugup karena ingin berbagi kabar bahagia? Untuk kemudian, hanya hitungan bulan setelahnya, Allah menunjukkan kuasanya pada hati tiap anak manusia.
Kamu orang kesekian di tahun ini yang Allah datangkan padaku dengan kisah sejenis. Para ummahat di kelas kemarin juga mengamini benarnya kalimatku setelah ini:
Bahwa kita, memang tak pernah tentang rasa.
Bahtera di depan sana akan sangat fana bila asasnya hanya rasa, Mit. Sedangkan syurga yang Allah tawarkan, keabadian tertinggi yang kita harapkan, butuh bayaran yang lebih gila daripada sekadar rasa.
Kita bukan tentang rasa, kita selalu tentang Asa.
Apa gunanya mengantongi rasa serupa bila memang asa nya tidak semuara? bukankah selalu mudah bagi Dia mengubah-ngubah rasa manusia?
'kamu benar,' pundakmu mulai lebih rileks mengucapkannya, 'bila saja ia lebih berani menyertakan aku pada esok yang ia tawarkan, bila saja esoknya ia, lebih nyata, lebih dari sekedar kata. mungkin banyak kurang padanya tak akan jadi soal, yah ternyata ini tentang asa yang memang belum ada,'
Aku mengangguk pelan, merenung pada hikmah baru dari-Nya itu—pada asa yang akhirnya menuntut nyata, wahai aku, apa kita tampak sesumbar pada teriakan asa yang disaksikan-Nya?
'Lalu, menurutmu aku bisa mendapatkan yang lebih baik?' cimit setengah berteriak di telingaku ketika perjalanan pulang. sedetik kemudian malah menjawab sendiri ketika melihatku tak bergeming, 'iyaaaaa, apa sih ya yang Tuhan kita tidak bisaaaaaaaa, semua ini memang kuncinya di aku, kannnnnnnnnnnnnnnnnnnn?'
Aku tergelak, u got the point, sist. Asa itu memang harus dimulai dari kamu, Asa itu kemudian akan memantik langkahmu, kuncinya di kamu, Cimit.
Tumblr media
another intermezzo di tengah kisah menarik cimit~ waktu dateng sebenernya gua udah sus yak, kok warnanya gini, kok cerah amat, kok terlihat sangat tidak kopi, kok........
Sesapan pertama, gua seketika tersenyum getir, ini namanya coklat, Mas ♡
Demi tidak merusak vibesnya si cimit yang lagi sendu, gua mati-matian mengulang di kepala jawaban si mas tadi, 'iya kak, ini ga manis kok kopinya. pahit.' ck, doktrin tidak berguna.
ya, yasudahlah. mungkin malam itu Allah pengen aku ngopi dua kali karena yang pertama wujuuduhu ka 'adamihi.
apakubilang mit, cara-Nya menanamkan hikmah selalu paling muantep. Tanpa si coklat bikin merinding ini, aku gabakal kenalan sama yang hitam disampingnya 💘😭👍
Isnt thats sooooooooooo sweet, mit? His way to teach us? Sama halnya denganmu dan pemilik kisah 10 tahun tadi, mungkin dibegitukan, sebab Ia ingin kenalkan pada sesuatu yang lebih.........kamu? ahaha
Selamat bahagia menanti buah kesabaran, Cimit. Esok hari yang penuh asa itu, diupayakan yaa. Minimal cobain jadi korwat sih kata aku mah.
3 notes · View notes
vanilachocolate · 11 months ago
Text
Kapan Nikah?
Sejak udah lulus S2, pertanyaan yang sering dilontarin orang adalah kapan nikah? kerja dimana? aah, kamu lulusan s2 sih, mana ada yang berani ngegaji kamu.
(kok ngetiknya menahan tangis ya? hmm mari dilanjutkan, mungkin hal ini yang ditahan terus jadi bikin ngga mood hidup)
Aku mulai menyadari setiap kali ditanya kapan nikah? respon ku ngga biasa aja. Bukan yang beneran sebel dan cape tapi aku sedih, takut bahkan pernah nangis banjir air mata cuma karena ditanya kapan nikah? kapan akad?
Sejak 2020 kemarin kan aku tuh ngerasa hidupku tuh belum tenang. Belum calm diwaktu yang lama. Bener-bener kaya berasa uber-uberan. Termasuk uber-uberan sama keinginan diri sendiri buat mati aja.
Ditinggal ka djo yang akhirnya nganterin aku ngalamin yang namanya liat bayangan gede banget item depan kamar berhari-hari, dengerin yang teriak-teriak di telinga, takut denger tetangga marah sambil ngepukul-pukul jemuran, nangis sepanjang hari, ngga minat makan dan hilang 10 kg dalam waktu sebulan.
Disaat makin ngga karuan kaya gitu, waktu aku nyari pertolongan sama teman-teman banyak yang responnya ternyata semakin menyakitkan. Termasuk ah elah baru ditinggal pacar, belum ditinggal orang tua juga. Walau emang masih ada yang peduli juga. Bahkan Sholeh - temen kuliahku dulu - sampe bilang chin marahnya jangan ditahan, kalau mau berkata-kata kasar juga ngga papa, kirim ke sholeh aja, atau kalau mau pake vn juga gpp. Manusia paling religius di kelas Hidrogen.
Senangnya, temen-temen tumblr malah buka tangan dengan lapang. Ada yang bahkan ngasih no hp langsung biar aku bisa telpon. Dan salah satunya mas. Manusia yang mau-maunya jemput dari bintaro ke jatiuwung biar aku main di trotoar jakarta. Malam-malam. Pulang pergi.
Dari hari itu, dan voila! Jadi pacar. Ngga tau sejak kapan. Ngga ada yang nembak juga. Jadi manusia yang selalu jawab pertanyaan aku kenapa ya ka djo ninggalin aku gitu aja? salah aku apa? Jadi manusia yang mau-mauan belajar membran polimer elektrolit, biar aku bisa gampang ngerti paper. Yang mana, aku ngga terbiasa baca paper full bahasa inggris. Manusia terlalu baik.
Sampe akhirnya aku berkali-kali minta maaf sama mas karena aku belum selesai sama diri sendiri. Belum selesai sama masa lalu. Dan jawaban dia selalu nggak papa, moveon bukan berarti lupa. kamu sama dia pernah lama bersama jadi ya ngga bisa lupa gitu aja. aku ngga masalah, ...
Baik banget ya?
Agustus 2023 kemarin aku wisuda. Dan abis itu, pertanyaan itu terus-terusan dikasih ke aku sama orang lain. Bahkan temenku tadi, yang aku cuma nanya biaya dia ngerenov dapurnya tuh berapa. Kenapa kok langsung ditanya jadi kapan nikah?
Apakah pertanyaan kaya gitu harus selalu berurusan dg menikah? Ngga aku jawab dmnya. Tapi akhirnya jadi takut sendiri.
Dari 2020 kemarin juga aku harus ke psikiater, psikolog. Antara hidup dan mati sambil ngelarin S2, terus pas udah lulus juga masih kok buat terus berhadapan sama hidup dan mati. Dan alasan inilah yang mungkin bikin aku selalu takut dan khawatir setiap kali ditanya kapan nikah? jadi akadnya kapan?
Kaya selalu bertanya sampe ya ke hari itu? hidup ngga ya sampe ke hari itu? sehat ngga ya? setres ngga ya? apakah orang cuma mikirnya nikah tuh enak? iya mungkin enak. Aku jga mungkin enak enak aja. Apalagi kalau nikahnya sama mas. Manusia yang udah dilabelin mas mas ijo royo-royo sama adik-adik s1 aku di solo. Saking seijo itu. Tapi, apa aku tuh bisa ngeimbangin dia yang seijo itu dengan kondisi aku yang kaya gini? Keluarga aku yang kaya gini? aku musibah bukan ya buat dia? kalau nikah dia bakal sama aku terus, nanti dia makin pusing ngga ya? soalnya dia juga suka pusing kok pas kita ldr, apalagi denger aku yang mungkin lagi ngga baik-baik aja. aku aja kadang masih mikir kok kalau misal suatu hari nanti aku depanan sama ka djo aku bakal gimana? itu berarti aku belum selesai kan sama masa lalu, apa itu bakalan ngebebanin mas? aku juga kadang masih down banget kondisinya, aku juga masih minum obat juga,aku juga ngerasa belum selesai sama diri sendiri, apakah itu ngga papa buat mas nantinya? ya dia emang sabar, sabar banget, logikanya jalan banget lah, tapi apa aku bisa seimbang ya sama dia yang sebaik itu jadi manusia?
(Ngetiknya sambil menangis tapi buru-buru dilap karena lagi di warung huuhu, takut yang teraweh balik juga)
Banyaak banget kekhawatiran yang timbul cuma karena perkara ditanya kapan? Yang jadinya tuh nyeseg gitu lho, dan ya jadi tidak mood dan kadang sampe nangis ngegeru-geru air matanya banjir.
Pernah ada yang bilang sama aku kalau masmu tuh deserve better lho chin, jahat kamu kalau masih terusik sama masa lalu tapi udah pacaran sama orang lain sebaik itu.
Lha terus aku ngga deserve better apa? Aku juga sering nanya kok ke diri sendiri, apa sih sebenernernya mas buat kamu tuh? Jawabannya yaa everything. Singkatnya itu. Tapi apakah ngga boleh tetep berusaha survive karena emang salah satunya aku ngga mau bikin mas tuh sedih kalau aku tau-tau mati gitu aja, sambil ya berusaha merelakan yang sudah terjadi dan berusaha lebih baik lagi sekarang buat jalanin hidup? Apa bener-bener harus putih bersih dulu?
Mungkin belum usai, tapi sekarang aku udah ngga sesakit dulu kalau bahas ka djo. Aku udah mulai bisa berusaha nahan diri buat ngga reaktif di rumah. Karena apa? Karena ngga mau menyusahkan mas, bikin mas tuh sedih setiap kali denger aku nangis segitunya ditelpon karena aku tuh sakit hati, ngerasa terluka dll.
Kaya ngerasa kok hidupku buru-buru amat? apa harus buru-buru? apa ngga boleh napas dulu? apa harus kapan dan kapan terus?
(Semakin dituliskan semakin nyeseg ya rob)
Jadi kapan nikah? Tungguin aja ya. Sambil doain, biar dua anak manusia ini bener-bener masih sehat dua duanya, waras jiwa raganya, duitnya juga ada aja, dan gimanapun caranya dan ceritanya tetep saling sayang sama dukung satu-sama lain, dan banyak hal baik lainnya. Jadi mungkin, biar aku ngga perlu lagi punya ke khawatiran yang cukup banyak dan sakit rasanya setiap kali ditanya hal serupa dan mungkin pertanyaan lanjutan lainnya.
(Kaya berasa masih banyak banget, tapi udah ngga sanggup)
8 notes · View notes
gdsmonoton · 2 years ago
Text
Tumblr media
Ruang Di Sudut Pikiran (13)
사람 ≠ 사랑 (People ≠ Love)
Seharusnya, aku bahas RDSP 12.5 perihal kelanjutan Amygdala. Tetapi karena merasa belum cukup ilmu untuk ditulis, aku lanjut publish isi pikiranku yang lain.
Sudah sejak 7 atau 8 tahun yang lalu, aku merasa bahwa orang-orang dan kasih sayang sangat bertolak belakang. Bukan berarti tidak ada satupun manusia yang saling berbagi kasih sayang, tetapi ya... langka saja yang benar-benar tulus.
Waktu aku lagi di masa Anak Usia Dini, suatu hari aku pernah bermain sepeda bersama anak-anak sebayaku di lingkungan rumah, suatu hari lainnya aku hanya memandang dari balik pintu pagar memperhatikan mereka semua merayakan hari ulang tahun salah satu teman sebayaku tanpa mengundangku.
Aku berdiri dengan kepala yang begitu berisik menuntut sebuah jawaban dari pertanyaan dengan kata awal 'kenapa' atau 'mengapa'. Dan aku tidak pernah menyuarakan kebisingan itu pada siapapun hingga detik ini.
Aku juga pernah mendengar sebuah kalimat: "Kita bersahabat ya! Aku, kamu, si A, dan si B. Selamanya!" Di suatu hari yang cerah di sekolah.
Tetapi di hari lain di tempat yang sama, jelas aku mendengar kalimat: "Tidak usah bicara sama Chaca, tidak usah ditemani. Biarin dia sendirian. Anaknya aneh."
Kala itu, sebuah belati yang tak nampak wujudnya menyayat beberapa kali pada hatiku, meninggalkan luka imajiner yang sampai saat ini masih berbekas jelas pada memoriku.
Atau ketika SMP? Ketika aku berhasil membagi mungkin sedikit dari kepercayaanku atas kalimat: "Cerita saja dengan kami kalau ada apa-apa.", mulut yang sama justru mematahkan kepercayaan itu sendiri.
Selanjutnya yang terjadi? Gak kok, gak berat. Cuma difitnah dan disindir-sindir aja setiap hari tanpa ada satupun yang mau konfirmasi kebenarannya. Hari-hari di sekolah bagaikan neraka, tapi tidak semenyiksa dan sepanas neraka pada akhir kehidupan dunia 'kan?
Kalimat: "Aku menerimamu apa adanya" kini terasa seperti alunan gombalan sampah yang tak lagi membuat hatiku menghangat. Karena nyatanya, tak ada yang mampu melakukan itu selain diriku sendiri.
"Gak usah sok berprestasi, sok pinter."
"Kapan presentasi jelekmu selesai? Ngantuk, tahu."
"Sok cantik, padahal lo jelek banget."
It's okay, ada beberapa hal yang gak bisa aku kendaliin. Salah satunya mulut gak bermoral orang-orang yang kudengar saat aku kelas 10 SMA.
Semua hal itu terangkum dan seolah tersimpan dalam lembaran kertas yang terkubur jauh di dalam ruang memori kepalaku.
Dan sebenarnya ya aku baik-baik saja sekilas mata memandang. Aku masih hidup, sehat, tetap berusaha berprestasi dan proses mencintai seluruh kekurangan diri.
Tetapi aku pada akhirnya sadar bahwa manusia tidak pantas disandingkan selalu dengan rasa cinta. Manusia tidak penuh cinta seperti yang aku suka dengar pada lagu anak-anak di masa lalu.
Manusia tidak selalu saling menyayangi, manusia justru terlampau sering saling menyakiti tanpa senjata fisik.
•••
Kenapa judulnya 사람 ≠ 사랑 ???
사람 (saram) : dalam bahasa korea berarti manusia/orang.
사랑 (sarang): dalam bahasa korea berarti cinta.
Tulisannya sekilas terlihat seperti sama, tetapi jelas cara mengucapkannya berbeda. Begitu pula manusia dan kasih sayang yang sering disandingkan bersama.
"Manusia adalah makhluk penuh kasih sayang."
Bohong. Mungkin yang berkata seperti itu lupa akan sifat alamiah manusia, yaitu: berubah seiring waktu berjalan.
Yang menyayangi, akan menjadi paling membenci
Yang mencintai, akan menjadi paling asing.
Yang berkata menerima apa adanya, akan menjadi yang paling enggan.
Begitulah manusia berubah digerogoti waktu.
Berkali-kali, tidak hanya satu atau dua kali. Ditinggal, atau mungkin meninggalkan. Manusia selalu berputar pada lingkaran semacam itu.
Seperti lirik lagu BTS Suga alias AgustD berjudul People:
Everyone would live on
Everyone would love
Everyone would fade away
People change — like I have
Living a life in the world, there’s nothing that lasts forever,
Everything is just a happening that passes by.
Manusia, siapapun akan mencintai, akan menyayangi, akan hadir dan berada di sisi. Sebelum akhirnya memudar dan hilang. Manusia berubah, dan gak menutup kemungkinan bahwa aku juga berubah. 
Mereka berubah, aku berubah.
Kita hidup di dunia yang tidak ada satupun hal yang abadi. Semua terjadi begitu saja, berlalu dan pergi. Seolah tidak pernah terjadi apapun.
Orang-orang di sekitarku berubah, dan dipandangan mereka aku pun berubah; pandanganku berubah, bahwa manusia dan cinta tidak selalu jadi paket yang sempurna. Tidak.
-gds_monoton
15 notes · View notes
temanlangkah · 1 year ago
Text
Album warna warni yang kini makin kehilangan rona nya. Aku mengucapkan selamat tinggal. Masuk dalam tumpukan album yang usang, meski kisahnya tidak akan pernah mati. Hidup, dan yang membuat mimpiku makin hidup dan percaya, setelah sekian mati dan patah.
Pada setiap goresan takdir yang menemuiku, tak ada yang membuatku lebih dan makin percaya, selain pada ketetapan itulah yang paling terbaik untuk diriku. Entah sepayah apa aku kemarin melaluinya, tapi Allah yang paling tahu dan Maha Tahu tentang kapasitas hambaNya. Pun, entah masih sepanjang apa jawaban yang akan Ia beri, tapi aku yakin bahwa setiap kuasaNya adalah sesuatu yang pasti.
"Percaya dulu, serahin sama Allah semuanya. Biar Allah yang atur"
Kita sampai pada hari ini. Saat album itu tidak lagi menarik untuk kita berikan warna demi memudarkan warna warni indah dalam dirimu sendiri.
Keep shining, keep colouring your own home✨️
17/10/23
3 notes · View notes
irnaaz · 2 years ago
Text
Tumblr media
Dari awal dia masuk pondok, nggak expect apapun. Karena memang dari kecil dia paling nggak bisa dipaksa (in a good way), sudah terbiasa yaudah semaunya dia gimana (kalau dipaksa atau dibilangin bakal langsung nangis). Contoh pas lagi uts atau uas, disuruh buat belajar dia nggak mau. Ya namanya ortu kan ada ngomelnya dikit, akhirnya dia nangis. Yang berujung dibiarin aja (ini nggak berlaku pas aku sih, kalau nangis malah makin dimarahin wkwk) tapi surprisingly hasilnya selalu bagus.
Apalagi waktu itu keadaan kami juga bisa dibilang lagi nggak baik² aja. Ortu baru aja pisah dan lagi konflik terus, buatku yang udah 20+++ aja bikin stress minta ampun. Apa lagi buat dia yang belum genap 13 tahun.
Sejak dia naik kelas 8 setiap telpon atau pas jenguk selalu kaget liat progres hafalan, kok kaya cepet banget. Sampai pas bulan februari tiba² ngabarin mau wisuda 30 juz. Kaget? Banget lah. Kok cepet banget??? Qadarullah pas dia wisuda aku pas banget lagi kena covid. Jadi cuma bisa liat live streamnya lewat youtube. Di akhir sesi pas pemberian sertifikat, hadiah, dll Bunda (pemilik yayasan) bilang kalau adikku bakal diberangkatin umrah pas ramadhan full satu bulan. Awalnya tuh kaya yang hah beneran nggak ini? Karena waktu itu juga masih covid, jadi masih kaya yang nggak percaya gitu.
Trus 6 bulan kemudian dia ujian 10 juz sekali duduk. Alhamdulillah aku sama mama bisa dateng. Start jam setengah 8 pagi selesai pas ashar. Sejujurnya di situ juga masih yang kaya "hah ini beneran adikku udah selesai hafalannya???". Soalnya kalau pas liburan di rumah dia tuh nggak pernah yang keliatan ngehafal atau pun murajaah. Jadi yang kaya ini dia kapan sih ngafalnya?? Tapi ya she did it.
Di akhir tasmi 30 juz biasa lah ya foto-foto dan segala macam. Ada beberapa pihak yang ngasih hadiah, dll. Di tengah sesi foto itu, bunda bilang lagi kalau tahun depan bakal beneran diusahain buat adikku berangkat umrah pas ramadhan full satu bulan. Bunda juga ngomong secaa personal ke ibuku tentang ini.
Ya siapa coba yang nggak kaget dan seneng?
Sebenernya sampai desember kemarin kami masih bertanya-tanya ini beneran jadi nggak sih berangkat umrah? Karena sejujurnya rada nggak enak kalau mau nanya ke ustadznya :D
Hingga akhirnya bulan januari adikku ngabarin minta dikirimin berkas² buat bikin passport dll. Waktu itu lumayan ada banyak drama. Sampai mama tuh hampir tiap pekan bolak-balik pwt-jogja.
Ada banyak berkas yang harus disusulin. Karena adikku masih di bawah umur dan posisinya ortu udah cerai, jadi ada beberapa dokumen tambahan yang perlu disusulin.
Apalagi posisinya ktp bapak hilang dan belum diurus. Bahkan bapakku belum punya KK baru. Mana pas ditelpon nggak ada jawaban dan nggak ada effort sama sekali (jujur di sini aku kesel banget dan sempet nangis). Pikirannya udah kemana² karena masa cuma gara² kaya gini doang adikku batal berangkat sih?! Tapi syukurnya aku masih nyimpen berkas lama (bekas daftar ulang pas masuk univ dulu) dan ternyata bisa dipakai. Huhu seneng banget!
Sampai akhirnya dia beneran berangkat tgl 19 Maret kemarin dan bakal sampai di jogja lagi tgl 24 April nanti.
Yesterday she sent me that picture. Sebagai kakak aku seneng banget-banget! Semenjak ortu cerai tuh perasaanku kaya kita cuma punya satu sama lain, kaya secara nggak sadar aku ngerasa dia sepenuhnya jadi tanggung jawabku (padahal nggak gini kan). Aku sempet stres sendiri mikirin dia, kaya aku tuh nggak mau segala sesuatu yang terjadi di keluarga kami bakal berpengaruh ke psikologisnya dia. Aku berusaha ngasih tempat yang nyaman, kaya selalu ngasih tau dia kalau semuanya bakal baik-baik aja kok. Meski mama sama bapak pisah, kamu masih punya aku. Kamu bisa bersandar ke aku. Kamu bisa ngandelin aku dalam situasi apa pun.
Aku sangat bersyukur, akhirnya dia bisa. Dia bisa kelar 30 juz aja nggak pernah ada di dalam ekspektasiku. Apalagi dia bisa berangkat umrah full ramadhan gratisss, sesuatu yang nggak pernah ada di dalam bayanganku.
Terima kasih ya Nasywa sudah tumbuh dengan baik dan sudah bertahan sampai hari ini. Semoga selalu istiqamah ya shalihah :)
7 notes · View notes
abidahsy · 1 year ago
Text
Delapan Puluh Persen
Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata delapan puluh persen? Bagiku, angka ini angka yang cukup tinggi. Kalau dikonversi dalam cara penilaian saat S1 dulu, 80% sudah setara dengan nilai A-. Meskipun tidak sempurna, angka ini tetap saja cukup memuaskan. Bahkan kalau menggunakan standar penilaian S2 di UK, nilai 80% ini sudah lebih dari cukup untuk mendapat predikat distinction atau setara dengan cum laude.
Lantas, ada apa dengan delapan puluh persen dalam perjalanan mencari yang ke-12 ini?
Awal pekan lalu, Si Beruntung meneleponku untuk bertanya beberapa hal. Tidak seperti biasanya karena selama ini akulah yang lebih banyak bertanya, sedangkan dia sibuk menjawab atau memperkenalkan diri.
Pertanyaan pertama saat itu adalah: Apakah kamu pernah tinggal di desa?
Sebagai orang yang lahir dan menghabiskan hampir seluruh hidupnya di kota, pertanyaan ini sungguh menarik. Pun kalau aku pulang kampung sebenarnya tetap ke kota karena rumah nenekku berada di Kota Surabaya, mungkin lebih tepatnya dibilang pulang kota bukan pulang kampung?
Aku pun berusaha mengingat momen-momen saat kuliah dulu seperti misalnya saat homestay atau K2N. Kalau dipikir-pikir saat kuliah dulu aku berkali-kali tinggal di desa untuk acara kepanitian. Berbaur dengan masyarakat sekitar dan menjalankan berbagai program. Desanya pun berbeda-beda, mulai dari desa di dataran tinggi seperti Ciwidey hingga desa pinggir pantai di Pelabuhan Ratu. Ada desa yang aksesnya terputus dengan dunia luar, tidak ada listrik kecuali pukul 6 sore hingga 10 malam, tidak ada kamar mandi kecuali di masjid, dan lain sebagainya.
Memang menyenangkan untuk tinggal di desa, suasanya tenang dan masyarakatnya guyub. Tapi aku dengan jujur bilang padanya bahwa aku tidak tertarik untuk menetap di desa, dengan segala hormat.
Pertanyaan kedua juga gak kalah menarik. Biasanya orang akan bertanya soal hal-hal apa saja yang tidak bisa kamu toleransi dari seseorang yang menjadi alasan syar'i kamu menolak calon yang datang atau yang lebih umum bertanya soal kriteria. Tapi dia berbeda, dia bertanya, "Dari sekian banyak contoh hubungan, hal apa yang kamu paling tidak suka ada di dalamnya? Apa yang kamu paling tidak suka dari suamimu kelak?"
Bagaimana mejawabnya? Menikah saja belum. Haha. Tapi, yah, aku coba jawab sebaik mungkin.
Aku bilang padanya bahwa 3 hal yang paling tidak bisa ditoleransi dari seorang suami adalah murtad, selingkuh, dan bersikap kasar. Jika ada salah satunya saja dari 3 hal tersebut aku temukan dalam diri suamiku kelak, aku tidak akan ragu untuk meninggalkannya.
Pertanyaan yang terakhir: Seberapa siap kamu menikah?
Khusus pertanyaan ini, aku terdiam cukup lama hingga dia merasa perlu menambahkan. "Misalnya kalau saya, perkenalan dulu 2-3 bulan, lalu lamaran, dan kemudian menikah. Tapi ada jarak setelah lamaran hingga menikah. Kalau kamu bagaimana? Belum tahu pun tidak apa apa,"
"Samain aja. Timelinenya samain aja sama punya kamu,"
Dia yang di seberang sana malah tertawa. Mungkin dia tidak mengira akan mendapatkan jawaban seperti ini dariku, dari orang yang lebih sering memperdebatkan sesuatu dan tidak mudah setuju pada pendapat orang lain.
Lanjutnya, dia bertanya, "Kalau persentase, sudah berapa persen kamu yakin pada saya?"
Aku mencoba menjawab diplomatis. Karena masa perkenalan masih ada 2-3 bulan lagi, ada baiknya membaginya secara prorata agar adil dan masih ada kesempatan untuk mengenalnya lebih jauh. Mengingat kami benar-benar memulainya dari asing.
"Kira-kira 10%, paling banyak 25%. Sisanya akan aku cari selama 2-3 bulan ke depan. Kalau kamu?"
"Kalau saya sudah 80% yakin dengan kamu. Tinggal kamu dan orang tuamu saja 20%-nya,"
Hah? Delapan puluh persen? Dan bahkan sisanya ada di aku sebagai penentu. Dengan kata lain, sebenarnya dia sudah selesai dengan pertanyaan-pertanyaannya tentangku, bagaimana bisa?
Ya beginilah, Si Beruntung Kartu AS yang sudah mengantongi delapan puluh persen keyakinan atas diriku, bahkan di saat aku merasa belum melakukan apa-apa.
4 notes · View notes
yoursunrisegirl · 2 years ago
Text
87.600 menit yang berharga.
Tumblr media
Pagi hari, setelah selesai menyuapi masnya sarapan, Arsen sibuk menulis sesuatu.
"Nulis apa sih, Dek?" Fares keheranan. Mungkin sudah lebih dari 30 menit Arsen sibuk sendiri dengan notebook di pangkuannya. Tumben, sedari tadi adiknya tak banyak bunyi. Arsen nampak menulis entah apa di bukunya, dan Fares lihat bagaimana alis adiknya itu bertaut seperti sedang berpikir keras sekali.
"Selesai!" Arsen memekik kegirangan, kontan bangkit sembari melambai-lambaikan notebook di tangannya.
Arsen kemudian melangkah cepat, mendekati brankar pesakitan Mas Fares dan menunjukkan hasil tulisannya.
Mas & Adek Wishlist.
Begitu yang Fares baca di judul paling atas. Ada nomor satu sampai lima yang sudah Arsen tulis di sana, sementara nomor enam sampai 10 dibiarkan kosong.
Fares belum membuka suara, sebab melanjutkan membaca 5 poin yang Arsen tulis sampai habis. Setelahnya, barulah ia berkata, "ini ... apa?"
"Baca judulnya, Mas." Bibir Arsen mengerucut kecil.
"Mas dan Adek wishlist?"
Kepala Arsen mengangguk penuh semangat. "Adek udah tulis 5 keinginan, sekarang, tugas mas buat nambahin 5 sisanya. Setelah itu, kita harus wujudin keinginan-keinginan yang udah kita tulis di sini."
Arsen lekas mendudukkan diri di kursi yang ada di sebelah Fares, tak lupa menarik kursi tersebut agar jaraknya semakin dekat dengan sang mas.
"Ayo, sebutin keinginan mas. Biar adek yang tulis." Senyum lebar terurai di kedua sudut Arsen.
"Bentar, mas mikir dulu." Tatap kedua mata Fares terfokus ke atas, lengkap dengan bibir yang sedikit mengerucut. Persis sekali dengan Arsen jika sedang berpikir. Maklum, dua bersaudara.
Setelah beberapa menit menunggu, Arsen akhirnya berucap bosan, "Mas, masih belum ada nih?"
"Ehm ... yang pertama ..." Bibir Fares kembali mengerucut bingung. "Apa yaaa, Mas bingung."
"Ngga perlu yang muluk-muluk kok, yang pengen mas lakuin aja," jawab Arsen. "Oiya, jawaban Mas adek tulis pake pulpen biru aja ya, biar lucu."
"Terserah adek aja."
"Jadi, mas mau ngapain?"
"Main di Timezone deh," sahut Fares, melirik Arsen yang menulis keinginannya tadi. "Dari dulu, mas pengen bawa kamu ke Timezone dan main sepuasnya di sana. Tapi, karna mas sibuk, mas selalu ngga bisa nyempetin diri. Kalau mas libur pun, kita lebih sering ngabisin waktu di rumah."
Jeda sebentar. Fares menghela napas. "Mas minta maaf karna dulu hampir ngga punya waktu buat quality time sama kamu."
Arsen cemberut tak setuju. "Eyy, bagi adek, semua waktu yang kita abisin selama ini tuh quality time, tau. Mau di rumah kek, di mana kek. Pokoknya, selama adek bareng mas, itu berarti quality time."
"Iya deh, iya." Fares mengalah.
"Terus, terus, apalagi nih, Mas?"
"Mas pengen makan di all you can it."
Arsen diam, tak lantas menyahut sebab berpikir. Menu makanan di all you can it hampir semuanya tidak boleh masnya makan. Tapi, setelah dipikir-pikir, tak apalah. Arsen tak mau mengecewakan masnya.
"Oke." Arsen kembali menulis keinginan masnya tadi. Kepalanya terangkat dan menatap sekembar mata di sang lawan bicara. "Kedelapan apa?"
"Coba mas liat lagi." Fares meminta untuk melihat notebook Arsen, yang langsung diberikan oleh si empu.
"Ini 'kan keinginan punya adek udah ada sunset, kalo gitu, mas ambil sunrise. Mas mau liat sunrise di pantai deh." Fares mengembalikan notebook di tangannya kepada Arsen.
"Oke," jawab Arsen.
"Kesembilan ..." Fares menjeda kalimatnya sebentar. "Mas pengen main jetski, 'kan tadi udah liat sunrise. Enaknya abis itu maen jetski, mumpung di pantai."
Arsen terlalu fokus, sampai-sampai langsung menulis apa yang masnya sebut hingga tak berpikir dua kali. Namun, setelah membaca ulang tulisannya, Arsen lekas menggeleng tak setuju.
"Eh? Ngga boleh, ngga boleh." Arsen mencoret opsi nomor sembilan. "Kita ngga boleh main jetski. Ntar masnya kedinginan kelamaan main air dan kena angin pantai. Juga, jetski tuh bahaya tau, Mas. Kebut-kebutan gitu 'kan ya kalo mainnya. Mas 'kan masih lemes. Adek ngga mau mas kenapa-napa. Pokoknya, jetski harus diganti," cerocos Arsen dengan mulut mempout.
Fares terkekeh pelan. Memangnya boleh ya, orang marah selucu ini? Bukannya dongkol, Fares justru terhibur mendengar celotehan adiknya yang lebih mirip ocehan bayi itu.
"Iya, iya. Ganti aja," sahut Fares. "Mas pengen naik wahan bebek-bebek kayuh aja deh."
"Siapa yang kayuh?"
"Adek lah. Mas 'kan ngga ada tenaga buat ngayuh."
Lagi, Arsen cemberut, tapi tak urung mengangguk. "Okelah kalo gitu."
"Terakhir ..."
Fares menatap kedua mata jernih sang adik yang juga tengah menatapnya. "Mas mau kita piknik di belakang rumah sambil diriin tenda. Malemnya, kita liat bintang dulu, baru tidur di tenda itu."
Kali ini, Arsen tak menyahut penuh semangat seperti sebelumnya. Ia hanya mengangguk kaku dengan bibir yang terkunci rapat. Entah kenapa, dadanya tiba-tiba sesak mendengar permintaan terakhir masnya itu.
Bagaimana ... Bagaimana jika masnya meninggalkannys setelah keinginan terakhir itu terpenuhi?
Bagaimana jika masnya tak bisa bertahan? Bagaimana jika masnya pergi? Bagaimanaㅡ
"Dek?"
Arsen tersadar dari lamunan singkatnya. Sekembar mata elangnya lantas memerangkap tatap sepasang mata jelaga di hadapannya.
"Kenapa, Mas?" tanya Arsen.
Fares menggeleng kecil. "Kamu melamun tadi," jawabnya. "Mikirin apa?"
Kali ini, Arsen yang menggeleng.
"Harsa dateng tengah malem tadi, jengukin mas mumpung lenggang." Fares menatap sayu kedua netra adiknya. "Dia udah cerita tentang tisu, dan alasan kenapa kamu selalu nambah stoknya di rumah."
Arsen bungkam, menatap masnya yang terkekeh pelan.
"Pantesan, tisu di rumah ngga abis-abis. Pas mas tanya, adek bilang cuma buat jaga-jaga."
Kemudian, hening tercipta selama sekian menit setelahnya. Fares sengaja tak melanjutkan aksara di bibirnya, sedangkan Arsen diam sebab terlalu bingung mengutarakan kalimatnya.
Arsen takut. Arsen kalut.
"Mas ..." Arsen berhasil meraih suaranya setelah menit kesekian terjebak dalam hening yang menyesakkan.
"Ya?"
"Ngga papa kalo tisu di rumah ngga abis. Ngga papa juga, kalo nantinya tisu itu ngga kepake karna mas ngga mampu bertahan selama itu. Tapi ..." Mata berselaput kaca milik Arsen menatap sendu yang lebih tua.
"Adek boleh ngga minta Mas supaya jangan pergi dulu? Seenggaknya, sampai semua keinginan kita terwujud."
Fares tersenyum lemah. "Mas coba, ya?"
Arsen mengangguk ricuh. Mengerjap cepat guna menghalau bendungan air di matanya yang ingin melesak keluar.
Arsen menunduk. Menatap 10 daftar keinginan mereka yang harus dipenuhi dalam kurun kurang dari 2 bulan. 60 hari. 1.460 jam.
Dan ... 87.600 menit. Itu hitungan yang lama, bukan?
Arsen harap, masnya bisa bertahan selama itu. Atau lebih baik, bertahan lebih lama dari itu.
Tumblr media
3 notes · View notes
asrisgratitudejournal · 1 year ago
Text
Indonesyah
Sudah pulang dan ini adalah hari ke-11 di tanah air!!! WAH. Waktu berlalu dengan sangat cepat yah. Landing di CGK tanggal 6 hari Minggu setelah berhasil tidur 5 jam di leg ke-2 Dubai-Jakarta. Malamnya langsung UNPACK dan REPACK karena besok paginya ke Bandung naik Argo Parahyangan 09.30 am… Malem tidur mayan sih dari jam 11 sampe jam 4 pagi. Kebangun jam 4 pagi baca Miiko dan nyusun photocard. Di Gambir jajan hokben buat sarapan di kereta, ngobrol sama Abi, terus tidur enak banget. Sampai Bandung langsung dipesenin gojek ke Novotel sama Abi karena ku GAPUNYA GOPAY. Akhirnya tapi sorenya diisiin gopay sama Mita sih. Terus di Novotel masuk kamar, makan siang, janjian sama Iqbalpaz di Eiger yang cuma perlu nyeberang dari Novotel. Ngobrol ngalor ngidul juga. Malam makan di Seroja sama Abi, makan Pavlova-nya yang enak banget HUHU.
Malem tidur jam 10 terus kebangun ternyata baru jam 1!!! Terus gabisa tidur lagi sampe Subuh. Tidur jam 05.30, bangun jam 09.30 nelp resepsionis nanya breakfast sampe jam berapa ternyata jam 10 terus langsung lari ke bawah. Eh balik lagi ke kamar ngaso, jam 11 ditelp resepsionis dikasihtau checkout jam 12 ternyata ku harus checkout dan pindah ke Aryaduta. Yaudah packing lah. Terus drop koper di Aryaduta dan maksi di Two Hands Full. Kangen banget chicken wafflenya!!! Lanjut ke Savoy Homann buat meeting FWE sama Iqbal dan Hana, eh terus paling random ketemu.Pak Idwan di lobi Savoy Homan -__-. Bapaknya diajak sama temannya untuk datang pembukaan ceunah, literally ke Bandung Cuma buat opening doang. Sama-sama kaget aja sih, saya kaget, Bapaknya juga kaget.
Opening mayan krik-krik, ku literally scrolling twt doang karena tidak relate aja dengan semua hal seremonial kosmetik ini. Acaranya dibuka Mas Menteri Nadiem dan Pak RK kebanggan kita. Balik langsung ke Aryaduta buat check in dan langsung ke Gedung Sate?? Di Gd. Sate konsepnya gala dinner gitu terus w kehujanan?? Untung aa’ gojeknya pinter jadi w di-drop di masjid dan tidak terlalu basah. Beres dari gala dinner ketemu Aji dan ditemani Aji jajan bola ubi gardujati sangat enak senang. Malam pertama di Aryaduta tidur sendiri dan lagi-lagi mengalami kesulitan tidur, tapi gara-gara akumulasi kurang tidur di hari sebelumnya, tidur lumayan 6 jam kayanya (dari jam 2.30 sampai 8.30). Bangun-bangun lumayan panik karena WRT MULAI JAM 9!! Dan kemarennya teh Pak Samsul nelpon bilang “Asri kamu jadi Koordinator WRT yah” Terus w iya-in. Terus rada tidak lucu w jam 8.30 literally baru melek. Tapi yaudah YOLO saja saya mah, lanjut mandi dan ke resto buat sarapan. Di saat yang bersamaan Abi ngechat ngajak makan sate jando (palm face). Bintang juga nanya lagi di mana. Yaudah melihat dari grup wa akademik gaada nyariin w juga apa gimana jadi w assume everything went smoothly without me needing to be there. Ku berujung sarapan dan nungguin Bintang dan ngobrol dan ngeplan hari itu kita pakai untuk brainstorming prep OSN di Bogor 28 Agustus nanti (karena literally ke Bandung Cuma buat opening doang. Sama-sama kaget aja sih, saya kaget, Bapaknya juga kaget.
Siang makan cumi sambil discuss bisa ngeluarin soal FWT apa di Bogor terus selesai diskusi kembali ke hotel untuk istirahat dan tidur. Ku jam 7.30nya ada briefing FWE iGeo di Savoy jadi habis makan malam langsung ke sana dengan Pak Djati. Di acara briefing ini ku lumayan malu merasakan secondhand embarrassment akibat kelakuan salah satu asisten HUHU. Emang tapi masih bocil aja sih mahasiswa yang baru tingkat 2 gitu lho jadi ya memang banyak tingkah saja, bukan salah dia.
Selesai briefing makan sama Bintang ke mana ya lupa. Oh makan wedang ronde dan lalu lanjut makan bubur. Balik hotel langsung bobo.
Hari berikutnya tes FWE juga everything went smoothly sepertinya. Ku pagi sampai siang bikin paparan aja diminta tolong Pak Samsul (yang ujung-ujungnya TIDAK DIPAPARKAN!!!), terus sore ke Tahura nemenin markers buat ngeliat jawaban dari soal FWE karena semua dibuat oleh local team yaitu Iqbal Maska dan Ipam… Seru sih, tapi capek aja. Literally baru sampai hotel lagi jam 6 sore magrib, dan jalannya lumayan pegel juga, tapi ga kerasa karena sambil mendengar keluhan-keluhan teman-teman yang sangat full intrik ini.
Malem nyari makan sama Bintang jajan di Imah Babaturan dan Mie Tasik.
Besoknya agendanya adalah ekskursi ke Tangkuban Parahu tapi w mayan malas jadi berujung bantuin warga buat prep MMT nempelin stiker nomor di meja. Pas lagi enak-enak makan siang di Saraga tiba-tiba ditelpon buat ke hotel karena salah satu marker hilang (cry). Akhirnya spent the rest of my day marking 1 soal bahas vegetative vs structural method untuk nurunin runoff coefficient di Bukit Pakar. Malemnya kecapean dan ga kemana-mana aka langsung tidorrr.
Besoknya udah ga ada yang dikerjain lagi karena literally tinggal pelaksanaan MMT aja terus berujung pagi ke Bu Tatang lalu siang nyalon. Ku juga sempat ke Gerai Indosat mengurus SIM card yang mati ini, Alhamdulillah tapi semua selesai. Malamnya ke Sabuga karena ada cultural night. Sangat senang bertemu dengan banyak orang.
Udah deh, besoknya di hari Minggu, ku sarapan kemudian jalan-jalan mengelilingi hotel melihat kolam renang dan lapangan tenis dan kemudian mandi dan packing dan langsung cus ke stasiun bandung. Jam 14.10 sampai di Gambir, langsung naik bluebird ke Seribu Rasa Menteng dan kemudian catch up dengan warga sampai magrib. Sampai rumah pas jam 7.30an sepertinya. ETRUS si HP teh ketinggalan di taksi aneh banget. Jadi mengurus HP dulu tuh sampe jam 9.30-an. Baru deh bisa tidur dan istirahat.
Senin ngapain ya. Bangun siang yang jelas. OH. Terus ya dilanjut tidur aja sih seharian. Literally tidur doang. Baru keluar rumah habis magrib karena janjian makan padang sama Iqbal di Padang Merdeka Cipete jam 7 malam. KU BERHASIL MAKAN GULAI OTAK HUHU TERHARU BANGET. Di tengah ngobrol Iqbal harus ngajar IELTS jadi rada sebentar ngobrolnya tapi gapapa ku sudah senang sekali bisa bertemu dan makan enak.
Selasa ku mulai dengan sarapan dan ngobrol dengan mama di meja makan lalu ke BNI Transmigrasi awalnya niatnya teh mau reset PIN ATM, unblock mobile banking, terus ternyata SEMUA bisa kulakukan sendiri tanpa bertemu CS. Akhirnya tapi yaudah ngeprint buku tabungan aja karena sudah jauh-jauh datang (nggak jauh sih sebetulnya). Ku juga berhasil ngobrol dengan Nerissa over STM (Es Teh Manis) sebelum ku ke Kemang Honu ketemu Abi. Habis makansiang lanjut ke Masterpiece Kemang untuk bernyanyi 2 jam. TMT-nya Stray Kids (nowplaying) ternyata cuma enak didengar saja tapi sangat sulit untuk dinyanyikan ya… Terus dilanjut jajan Mixue (ku belum pernah), sama jalan-jalan liat ke GS supermarket berujung ku beli soy milk. Abis solat magrib lanjut makan Pempek sama Iqbal harus ngajar IELTS jadi rada sebentar ngobrolnya tapi gapapa ku sudah senang sekali bisa bertemu dan makan enak.
Hari ini tadi Rabu (sekarang technically udah Kamis sih 00.19 LOL), ke UI DAN GAADA ORANG!!!??? Ketemu Bu Ika ngasih titipan souvenir. Untung tapi udah janjian sama Arip jadi mayan tadi maksi bareng Arip sambil ngalor ngidul bahas negara. Ketemu dosen Mas Iskandar doang, terus yaudah daripada malas sendirian lebih baik ku pulang saja. By 4.30 pm ku sudah jalan ke Pocin untuk mengejar kereta pulang. Udah deh. Awalnya malam ini mau nyelesein usulan WRT buat OSN tapi ternyata capek banget otak, berujung banyak baca doang dan ga nulis apa-apa HUFT. Mana habis mayan irritated lagi sama warga-warga nitip barang ke Oxford buset banyak juga ya. Sebetulnya kalau dihitung individual tidak banyak, tapi ternyata kalau dikali 5 orang ya jadi penuh koper w sama barang mereka semua terus barang w taroh manaaaaaa.
Udah deh tapi sepertinya sekarang itu dulu yang ditulis. Oh iy! Tadi habis makan malam dan isya Hamdalahnya berhasil nyelesein slide buat nanti weekend webinar PPIOxford. At least mayan produktif lah ya.
Ku juga dengan post ini ingin mengucapkan selamat kepada Ainna yang keterima AAS, semoga lancar ke depan semuanyahhh. Dan juga tadi sore dapat kabar Aji InsyaAllah IELTSnya waivernya di-grant. Allah Maha Keren dan Maha Baik emang sih. Bismillah lancar-lancar semua kegiatannya! Ah dan juga selamat ulangtahun ke 78 Indonesia! PRNYA MASIH BANYAK BANGETTTTTT
Kemuning, Pasar Minggu 12510 Indonesia 00:24 17/08/2023
6 notes · View notes
kuetabi · 2 years ago
Text
Hijau pt.2
“Lia,” kata Mbak Citra sambil menuangkan santan ke dalam kuali. Mengaduknya perlahan-lahan sampai merata. “Handphone-mu tadi berapa harganya, Lia?”
Aku melongo. Sudah lama kutunggu kenapa bahas yang lain. “8 jutaan mbak.”
“Dih mahal banget. Mbak cuma 2,5 loh Lia.”
Aku menggaruk kepala. Teringat handphone-ku yang lama rusak tiba-tiba. Beli lagi rusak lagi. Padahal tidak pernah kuapa-apakan. “Lia orangnya bar-bar Mbak, setelah tanya-tanya memang butuh yang spek yang begitu untuk awet dalam waktu yang lama. Itu perjuangan belinya haduhh ga main-main, deh Mbak. Doa dan berjuang biar luluh hati Umma.”
Mbak Citra tertawa melihat ekspresiku. Selesai dengan urusan sayur buncis, Mbak Citra akhirnya menoleh. “Perkara handphone saja Lia, kamu sudah tau, kamu butuh spek yang bagus. Kamu doa. Kamu berani bilang sama Bude, kamu butuh handphone 8 jutamu itu.Terus kenapa untuk urusan manusia, kamu cari orang yang hijau biasa saja?”
Ya ampun.
“Delapan juta, Lia. Kamu belum ada uang segitu banyaknya, Lia. Masih kuliah. Tapi handphone-mu mungkin lebih mahal dari orang-orang di luar sana yang sudah bekerja.” Kata Mbak Citra lagi. “Tapi, Allah kasih, kan?”
“Biarlah dia hijau neon, Lia. Malah kau doakan lah yang hijau neon itu, seperti kau berdoa untuk hp flagshipmu. Kau presentasikan lah di tiap doamu.”
“Supaya kamu yang katanya hijau biasa itu, semoga bisa ikut tertular hijau neonnya.”
“Doa saja, kamu lupa meminta pada Siapa?”
Aku terdiam.
“Kalau kau mundur, karena merasa habis waktumu mengaguminya, mundurlah. Karena kagum ya sewajarnya saja. Tapi Mbak cuma heran kenapa cari hijau pastel.. hijau telur asin.. doa minta orang yang terbaik, Lia. Mintalah hijau yang paling terang!”
“Sambil doa, sambillah perbaiki diri. Tapi kalau perbaiki diri hanya untuk jodoh, alangkah kecilnya imbalan yang Lia harapin kalau cuma perkara jodoh. Perbaiki diri supaya nanti kalau tiba waktunya, semoga wafat dalam keadaan yang Allah ridha-i.”
Ah, checkmate. Tepat di kokoro entah harus jawabnya bagaimana. Mbak Citra benar. Kenapa aku doanya meminta yang biasa-biasa saja, padahal diberi kesempatan bisa doa untuk sesuatu yang luar biasa?
“Tapi ingat, Lia.” Mbak Citra menghela nafas. “Mbak juga berharap kamu nggak mengklasifikasikan orang. Yang kau bilang hijau pastel atau hijau lumut apalah itu mungkin hijau neon di mataNya. Kita nggak tau, dan nggak bisa menilai pasti tingkat keimanan dan ketakwaan seseorang. Yang jelas, kamu doa lah yang terbaik.”
Sekali lagi, jawaban Mbak Citra membuatku tersentak.
Ah.. pola pikirku harus lebih diperbaiki.
(Sampe yang nulis pun bingung lah ini kekmana ya nge-counternya? Wkwkkwkw)
Kutatap opor ayam di atas kompor. “Sudah masak kayanya, Mbak, opornya.”
“Oh, iya.” Mbak Citra mematikan kompor. lalu mengaduk sayur buncis di sampingnya. “Makan, yuk?
“…Mbak kan belum waktunya.” Jawabku pelan. Masih jam 6 kurang 5 menit. Kira-kira 10 menit lagi waktu buka puasa.
Mbak Citra menepuk dahinya. “Lah masih belum magrib ya? Ayo kita tunggu buka dulu. Buka puasa terakhir nih.”
“Panggil Pakde dan Bude, Lia. Sambil nunggu, kita doa sama-sama.“
“Iya, Mbak.” Kataku, bergegas memanggil Umma dan Abah yang sedang mengaji bersama di kamar. Sambil berjalan aku tersenyum, mengulang kalimat-kalimat yang dilontarkan Mbak Citra.
Mintalah hijau yang paling terang.
Sambil perbaiki juga dirimu, Lia.
..kita tunggu waktunya. Sambil menunggu, kita doa sama-sama.”
Ah, harus kucatat. Takutnya lupa lagi.
3 notes · View notes
whispersfromwithinn · 2 years ago
Text
MENITI KEMBALI
Setelah lama berkelana, mengarungi luka, dan penderitaan yang sulit dihentikan, akhirnya, aku bisa menghelai nafas panjang. mengeluarkan semua sesak yang terhimpit perasaan. kini aku sudah benar-benar merelakanmu pergi.
pertanyaan-pertanyaan yang mengendap di kepala kini sudah tak menunggu jawaban.
temu yang sempat lama sekali diharapkan bahkan berpikir semoga ada keajaiban secara kebetuan berpapasan di jalan, kini sudah tidak diperlukan. aku sudah ikhlas perpisahan kita di stasiun purwosari bulan Juni tahun lalu adalah pertemuan sekaligus perpisahan bagi kita—yang tak akan ada lagi temu diantara kita.
sapa-sapa darimu yang selalu ingin kudapatkan di sela-sela kesibukan dengan dunia barumu, kini sudah kututup rapat pintu itu. tak akan kubiarkan siapapun mencoba masuk kembali walaupun hanya sebatas menyapa.
semua tindakanmu setelah meninggalkanku adalah closure dari semua harap yang selalu kurapalkan kepada Tuhan.
sekarang, aku sudah lebih tenang dan bahagia. aku tidak sabar masuk dalam kehidupan baru setelah 10 bulan terakhir ini berada dalam sesak yang begitu mendekap. aku juga sudah mulai menerima kenyataan, jika dalam kehidupanku selanjutnya, sudah tidak ada kamu, pun aku dalam hidupmu sudah lama hilang. masa denganmu sudah berakhir.
aku sudah memutuskan sejak pertama kali berpisah denganmu untuk tidak membuka pintu bagi orang baru lagi. beberapa orang baru sempat datang, menghampiri, dan mencoba mengajaku pada dunia baru, tapi aku memilih pergi, sendiri. bahkan sempat mengecewakan dan menyakiti yang datang karena aku masih saja berbicara banyak hal tentangmu. setelahnya, aku tidak akan membiarkan orang masuk lagi, apalagi hanya untuk satu masa saja, karna itu sangat mengacaukan kehidupanku.
… sekali lagi, kukatakan,
selamat tinggal, semoga kamu selalu bahagia di mana dan dengan siapapun kamu di masa mendatang. aku akan segera melupakanmu. terima kasih karena kamu sudah melupakanku sejak awal, sudah berkelana mencari pengganti dalam waktu yang singkat. sampai membuatku ragu apakah kamu benar-benar pernah mencintaiku sebelumnya. meskipun semuanya hanya sesaat, aku berterina kasih karna pernah membuat hidupku berada dipuncak paling bahagia. tawa yang kita dentingkan di sepanjang jalan Jogja menuju Surakarta, akan selalu ada di sana. pun doakan aku untuk sekali ini saja, doakan aku bisa bergerak lebih cepat untuk pulih dan kembali ke kehidupan semula, tanpamu.
3 notes · View notes
horrorbanget · 19 days ago
Text
Penunggu Meja Paling Pojok
Semester satu telah memasuki pertengahan semester. Kelas 10 Mipa 2 kehadiran siswi baru, pindahan dari kota seberang. Namanya Vega. Gadis cantik berkulit putih bersih dengan senyum menawan itu seketika jadi primadona kelas. Rambut hitam panjangnya terurai membuat kaum adam yang berada di kelas terkagum-kagum.
“Silakan kamu memilih tempat dudukmu” ucap Bu Sri pada Vega yang tadi telah memperkenalkan diri di depan penghuni kelas. Vega mengangguk lalu ia mengedarkan pandangan ke seluruh bagian kelas. Seketika pandangannya berhenti pada meja paling pojok di kelas itu, buru buru ia mengalihkan pandangannya kearah lain. Saat itu juga ada seorang murid yang melambaikan tangan ke arah Vega, meminta Vega untuk duduk bersamanya. Vega pun mengangguk lalu berjalan menuju meja murid tersebut. Mereka saling berkenalan.
“Kenalin namaku Lily” ucap murid itu tersenyum pada Vega. “Kenalin aku Vega” ucap Vega membalas senyuman Lily. Mereka kemudian mengikuti pelajaran dengan seksama. Vega masih mencuri curi pandang pada meja paling pojok di kelas itu, ia masih terkejut dengan apa yang ia lihat tadi.
Bel istirahat berbunyi, seluruh murid berhamburan menuju kantin. Memesan makanan yang mereka suka. Termasuk Vega dan Lily. Mereka seketika menjadi teman akrab. Mereka membicarakan apa saja, tidak pernah habis bahan obrolan. Hingga pada suatu ketika Lily membahas tentang meja paling pojok di kelas itu.
“Veg, aku liat liat kamu tadi nengok nengok terus sih ke meja paling pojok?. Kamu bisa lihat yah?” Tanya Lily. Vega yang sedang menyuap kuah bakso seketika tersedak. Vega dan Lily panik, Vega segera minum air putih banyak banyak. “Kamu nggak apa apa kan?” Tanya Lily. Vega mengangguk pertanda ia baik baik saja. “Kok kamu bisa bilang gitu Li?, kok kamu tahu aku bisa lihat?” Tanya Vega. “Sebenernya aku nggak tahu kalo kamu bisa lihat, tapi dari gelagat kamu waktu liat meja itu kamu keliatan banget terkejut dan ketakutan. Kamu pasti lihat sosok itu kan?” Tanya Lily. Vega agak terkejut mendengarnya, seketika ia antusias. “Iya aku tadi lihat sosok itu. Memangnya dia siapa? Kenapa dia ada disitu?” Tanya Vega penasaran.
“Aku denger rumor dari kakak kelas. Meja paling pojok itu dulunya ada murid yang menempatinya. Namanya Sekar. Dia jadi korban bullying di kelas ini karena dia kampungan dan datang dari keluarga miskin. Kamu tahu kan seberapa bergengsinya sekolah ini?, bagi Sekar inilah mimpinya bisa sekolah di sekolah elit seperti ini. Dia sebenarnya murid yang pintar namun dia naif, mau saja dimanfaatkan saat murid lain butuh jawaban saat ulangan. Kalau kata pepatah habis manis sepah dibuang, seperti itulah nasib sekar. Dia hanya dimanfaatkan saja oleh segelintir murid yang berkuasa di kelas itu. Sekar sering mengalami bullying yang membuat dia tertekan, bukan hanya dengan omongan tapi secara fisik juga. Dia sering dipukul ramai ramai tanpa alasan, dia sering dijambak dan di tampar oleh murid perempuan. Bahkan kabarnya dia juga jadi korban kekerasan s*ksual. Hingga pada suatu saat Sekar sudah tak sanggup menerima perlakuan buruk murid murid di kelasnya. Ia memutuskan bunuh diri, dia terjun dari atas balkon lantai tiga saat semua murid sudah pulang. Jasadnya baru ditemukan pagi harinya saat satpam berkeliling di halaman sekolah. Itu cerita yang aku dengar.” Ucap Lily bercerita panjang lebar. Vega mendengar dengan sangat serius.
“Dia angkatan berapa?” Tanya Vega. “Sudah lama banget, mungkin belasan tahun yang lalu tapi arwahnya masih bergentayangan sampai sekarang. Terkadang dia menampakan diri sedang duduk termenung di meja paling pojok itu” ucap Lily. Vega mengangguk. Ia tak bisa membayangkan menjadi Sekar. Mungkin banyak sekali beban yang dia tanggung saat itu hingga ia memutuskan bunuh diri.
“Kamu lihat sosok itu seperti apa Veg?” Tanya Lily. “Penuh darah dan tubuhnya rusak. Ngeri banget Li” ucap Vega begidik ngeri. “Penggambaran kamu akurat Veg, seperti itulah sosok Sekar saat menampakkan diri. Kita sebagai penghuni baru kelas itu harus tetap menghormati dia. Belajar dari masa lalu. Belajar kalau dampak dari bullying itu bisa semengerikan itu.” Ucap Lily. Vega mengangguk setuju.
“Terus yang bully Sekar gimana nasibnya Li?” Tanya Vega penasaran. “Nah itu sisi menarik dari kisah Sekar ini Veg, semua yang pernah ngebully Sekar sekarang kabarnya masuk rumah sakit jiwa. Gak ada satupun yang luput. Kamu bayangin ada berapa banyak yang pernah ngebully Sekar dan mereka semua gila.” Ucap Lily. Vega begidik ngeri. “Ngeri banget Li..” ucap Vega. “Sampai sekarang meja itu selalu kosong dan gak ada orang yang berani duduk disana maupun menggeser meja itu. Makanya waktu aku liat kamu ngeliat meja itu aku cepetan panggil kamu supaya duduk sama aku aja. Ehh ternyata kamu sudah lihat sosok itu duluan.” Ucap Lily. Vega tersenyum kearah Lily. “Thanks ya Li” ucap Vega. Lily tersenyum senang.
Bel masuk sudah berbunyi. Mereka segera masuk kedalam kelas. Saat masuk Vega melihat ke arah meja di pojok itu, ia memberanikan diri melihat sosok itu. Vega terkejut sosok itu tidak dalam kondisi yang mengenaskan. Namun dia terlihat sangat cantik dan dia tersenyum kearah Vega. Vega pun balas tersenyum sambil mengangguk penuh hormat pada Sekar.
Tumblr media
0 notes
arachaa · 2 months ago
Text
Podcast Islamic Histories EPS 88 : KENAPA NABI TERAKHIR TURUN DI ARAB ? 
Bahas sirah Nabawiyah dari mubarak furry (karena umumnya ustad di indo kalau bahas sirah sumbernya pake mubarak furry juga)
• siapa mubarak furry ? 
Ulama dari india bukunya udah dari 2000an, dibanding buku lainnya bukunya mudah bisa di cerna bahasanya. Beliau memulai menulis sirah dari sebelum zaman lahirnya nabi jadi dimulai dari arab itu apa lalu mulai ke nabi ibrahim nabi ismail lalu ke penyerangan gajah. 
Time line : Apa itu arab ( menjelaskan arab dulu) ➡️ nabi ibrahim ➡️ nabi ismail➡️ tentara gajah ➡️ kelahiran rasulullah. 
Menurut mubarak furry ketika kita ngomongin arab kita mesti tau arab itu apa (konteksnya) secara geografis yang dimaksud adalah jazirah arabia berisi 7 negara. Menurut mubarak furry arab dibagi 3: 
1. Arab baidah : arab yg kuno bgt jadul contoh kaum ard (kaum nabi hud) kaum samud (kaum nabi saleh), judais dan imlak.
2. Arab aribah : kaum arab yang berasal dari garis keturunan yaarib bin yasjud. 
3. Arab mustaribah : arab yang berasal dari keturunan nabi ismail, jadi saat itu nabi ismail udah menikah lalu diminta menceraikan istrinya oleh nabi ibrahim, nabi ismail a.s kemudia menikah lagi oleh seorang wanita yang berasal dari suku arab bernama suku arab mustaribah. 
Arab yang akan dibahas arab poin ke 3 yang relatif baru. 
⁉️ Lalu kenapa nabi banyak diturunkan di jazirah arab ? Terutama bani israil. sebenernya nabi itu jumlahnya banyak ada 124.000 yang wajib tau ada 25, dan kebanyakan berasal dari bani israil. 
⁉️Kenapa nabi terakhir turunnya di bangsa arab ? Mengutip dari jawaban ust. Asep sobari. Secara geografis sebenernya jazirah arab adalah tengah tengah duniaa, jadinya jazirah arab adalah pusat dunia. 
Jadi jaman dulu itu ada jalur namanya jalur sutra yakni jalur penghubung antar wilayah baik jalur perdagangan, militer atau apapun itu kalau di darat 
Jalur sutra mencangkup :
China ➡️ asia tengah ➡️ india➡️ timur tengah ➡️ istanbul ➡️ vienna (eropa utara) 
Jalur laut : 
China (laut china selatan)➡️ nusantara (sumatra dan singapur) ➡️ perairan india ➡️ pelabuhan adn (arab selatan) ➡️ laut merah. 
Jadi jaman dulu jalur ini di pake banyak orang dan mereka kebanyak bertemunya banyak di syam dan timur tengah, artinya secara keramaian tempat paling rame didunia di timur tengah (saat itu karena tempat persinggungan) itulah alasan ust asep sobari kenapa nabi terakhir turunnya di timur tengah, karena tugas nabikan berdakwah maka ga masuk akal kalau nabi terakhir di turunkan di tempat sepi. Jadi alasannya kenapa nabi terakhir di turunin di arab karena arab secara geografis sangat strategis secara ekonomi, politik dsb. 
🔻Pendapat lainnya, mekkah  dan madinah (arab bag. Tengah) arab utara dekat romawi persia sedangkan arab selatan dekat yaman, jadi arab tengah tanpa kekuasaan atau pengaruh dari peradaban besar hanya ada suku suku dan khabilah. Jadi benar benar kosong jadi premisnya : 
⭕ Seandainya di tempat yang kosong islam bisa bertumbuh bisa mengubah mereka dari 0 jadi besar bagaimana yang udah ada peradabannya. Jadi allah mau nunjukin kalau  arab yang tadinya gaada apa sama sekali bisa berubah secara drastis 
It is messy karena nyatet sambil dengerin podcast di sportify
10 july, 2022
0 notes